
Dari cerita itu
saya menangkap kita memang perlu refreshment -penyegeran kembali- dalam hal
apapun. Saat kita lelah secara fisik kita perlu istirahat sebentar supaya dapat
kekuatan kembali. Ketika kita merasa jenuh atau sudah merasa tidak ada ide yang
harus dikeluarkan, sudah seharusnya kita refresh lagi pikiran kita dengan
rileks atau mengalihkan pikiran kita dengan hal yang lebih santai dan
menyegarkan baru akhirnya nanti kita bisa melanjutkan pencarian ide kita. Bagi
pelajar saat sedang belajar menemui titik jenuh dan rasanya lelah sekali
mempelajari suatu bahan pelajaran maka dengan bijak harusnya pelajar tersebut
jangan memaksa dirinya lagi dan refresh dulu sejenak, setelah segar kembali
barulah belajar lagi. Bahkan banyak penemuan-penemuan bersejarah yang berhasil
ditemukan setelah dilakukannya refreshing oleh sang penemu. Tapi sayangnya
banyak orang yang tidak memperdulikan atau menganggap remeh soal refresh ini,
dan terus berusaha keras memaksa dirinya untuk bekerja dan berpikir.
Saat kita tidak
memaksakan atau membiasakan diri kita untuk direfresh setiap saat, maka itu
sudah pertanda bahwa kita mengandalkan kekuatan kita sendiri. Padahal Tuhan
Yesus sudah memberi teladan soal ini. Tiap pagi Dia bersekutu dengan Bapa
dengan berdoa, sebenarnya saat itulah Ia sedang merefresh diri-Nya untuk
menjalani hari-harinya. Itulah yang kita teladani dengan istilah saat teduh,
dengan saat teduh berarti kita sedang membawa diri kita direfresh oleh Tuhan
supaya siap menghadapi dunia ini yang dengan tekanan-tekanan dan godaan-godaannya.
Saat teduh tentu saja adalah bersekutu dengan komunikasi dua arah dengan Tuhan.
Komputer saja perlu direfresh, motor dan mobil saja perlu direfresh dengan
ganti oli dan service berkala. Air conditioner juga harus direfresh dengan
dibersihkan setiap periodenya (tergantung pemiliknya). Apalagi kita!?? Kita
tentu saja harus direfresh secara fisik dengan cara tidur setiap hari, tapi
apakah untuk rohani kita refresh setiap hari??
S0, sudahkah kita
“refresh” hari ini??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar