Senin, 19 Desember 2011

don't waste your life!


Beberapa hari yang lalu saya main ke rumah teman saya, kebetulan waktu itu dia lagi menyalakan televisinya dan sedang tayang film iron man. Sewaktu kami nonton ceritanya sudah mulai, jd bukan dari awal. Bercerita tentang Tony Stark yang adalah anak tunggal dan pewaris perusahaan senjata Stark yang diwariskan ayahnya, hidupnya penuh dengan kemewahan, kemudahan, jadi 'playboy', dan agak sedikit arogan bahkan terkesan berengsek. Singkat cerita dia ke suatu daerah untuk mengujicoba senjata terbarunya, sekalian melakukan transaksi. Di tengah jalan setelah ujicoba rombongannya diserang dan akhirnya Tony disandera. Dia sekarat karena terkena pecahan benda yang menghujam badannya. Di gua tempat dia disandera hidupnya diselmatkan oleh seorang ahli kimia dan fisika berkebangsaan timur-tengah yang fasih bahasa inggris dengan dibuatkan semacam reaktor pada tubuh Tony supaya dia bisa tetap hidup. Sejak saat sulit itu menjadi titik balik dari seorang Tony Stark yang arogan. Merasa hidupnya beruntung, dia pun memutuskan bila berhasil keluar dari gua penjara itu ia akan memakai skillnya untuk membela yang benar dan tidak hidup dengan sembarangan lagi. Akhirnya ia berhasil membuat prototype Iron Man pertama di gua itu meloloskan diri dibantu sang profesor. Saat mengaktifkan baju perangnya tersebut untuk melarikan diri, sang profesor membuka jalan agar Tony selamat dengan mengorbankan dirinya. Saat profesor itu sekarat, Tony mengucapkan terimakasih karna sudah menyelamatkan nyawanya, dan temannya itu mengucapkan, "It's okey, I choose this, don't waste your life!" Lalu Tony Stark berhasil melarikan diri dengan melawan sisa-sisa musuhnya tersebut, singkat cerita sikap hidupnya berubah dan ia jadi pahlawan setelah kembali ke tempat asalnya.

sewaktu saya menonton adegan "don't waste your life" itu seperti sedang menegur saya. Meskipun saya hanya menonton ulang film tersebut sampai di situ, tapi hal itu menyentuh saya karna saya tahu cerita akhirnya pemeran utama berubah karna ada orang yang rela mati agar dia bisa bebas dan jadi lebih baik. Ini mengingatkan saya pada Yesus yang sudah mati bagi kita semua, dan dia juga berkata "jangan sia-siakan hidupmu, Aku sudah mati untukmu, kau sudah bebas dari kutuk dosa, jangan sia-siakan hidupmu." Oh man! Ini benar-benar menegurku walau hanya adegan film yang sudah pernah ditonton karna selama ini saya merasa sudah menyianyiakan hidup (waktu) yang Tuhan berikan. Hal kecil sekalipun Tuhan bisa pakai buat menegur kita. Apakah kita masih mau seenaknya dengan hidup ini yang adalah anugrah-Nya melalui karya-Nya di kayu salib?? Yah kita tidak boleh membiarkan hidup kita ini sia-sia karna Dia sudah menyelamatkan jiwa kita dari kuasa dosa (maut). Renungkanlah, karna saya pun juga sudah merenungkannya dan terus mencoba agar tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini. Bukankah kita seharusnya seperti si iron man yang hanya tokoh fiksi itu yang mengucapkan "thankyou for saving my life, I will do it (not waste my life anymore)", dan benar melakukannya??

Jesus Loves u n me..
Tuhan berkati..

Rabu, 02 November 2011

Hargailah..


Sudah lama sekali saya tidak menulis di blog ini. Kali ini ada hal baru yang ingin saya bagikan. saya teringat tentang makan makanan yang ditawarkan orang. Yesus pernah berkata, "Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu (Lukas 10:8). Apa sih maksud-Nya? Saya tahu mengenai prinsip menolak makanan yang ditawarkan itu akan menyakiti hati si penawar, akan tetapi sejak saya membaca tulisan artikel Ibu DR. Maqdalene Kawotjo dan mengikuti pemuridan di KTC (Kingdom Training Center) yang adalah badan pelayanan beliau, saya mendapatkan ayat tersebut yang dikatakan sendiri oleh Tuhan Yesus, dan mengerti apa maksud-Nya.

Mungkin saudara bertanya-tanya apa maksud-Nya, ini mengenai penginjilan. Hal kecil mengenai makan saja bisa menjadi batu sandungan karena kita hingga akhirnya Injil ditolak. Posisikan diri saudara sedang menjamu makan seorang tamu dengan makanan favorit atau menu andalan keluarga saudara, yaitu Ikan tim obat yang harganya bisa mahal di luar sana, tapi tamu saudara menolak makan ikan tersebut. Apa yang saudara rasakan?! Saudara mungkin jadi tidak enak hati dan mencoba mencari makanan lain, dan ini akan merepotkan saudara. Ternyata sebagai seorang anak Tuhan yang mempunyai kewajiban memberitakan Injil, hal makan dapat menjadi batu sandungan atau berkat. Bagaimana ketika kita mau mendekati seseorang untuk memberitakan Injil kepada, ketika orang tersebut mengajak kita ke rumahnya untuk dijamu makan malam, tap banyak menu yang tak bisa kita makan atau kita tidak suka, sehingga kita tidak makan dengan senang dan lahap, Injil bisa saja ditolak karena hal ini, karena perasaan tuan rumah yang sedikit kecewa dan jadi repot karena mencoba mengganti makanannya, padahal kita yang bertamu malah buat ia menjadi repot. Para misionaris pun harus mengalami hal ini ketika ia menginjili daerah-daerah pedalaman, ada yang harus makan babi panggang (ini mungkin masih bisa), makan ulat, makan serangga, makan daging busuk, makan belatung, makan jeroan binatang, bahkan ada yang bayi manusia yang adalah menu-menu kesukaan orang-orang tersebut. Hal tersebut dilakukan supaya ia bisa masuk ke dalam suku tersebut dan Injil tidak ditolak hanya karena menolak makanan.

Jangan ngomong soal serem dan menggelikannya makanan yang harus dimakan misionaris, karena bagi kita untuk berhadapan dengan hal-hal tersebut sangat kecil kemungkinan. Ada yang tidak bisa atau tidak suka makan durian, jengkol, sayuran biasa, sayuran pahit, daging sapi, daging babi, ikan, ceker ayam, susu, pepaya, mentimun, masakan-masakan tertentu, dll. Iblis bisa memakai kelemahan-kelemahan kita tersebut supaya kita menjadi batu sandungan dan Injil sulit disampaikan hanya karena makanan. Karena ketika kita sedang makan dengan seseorang itu berarti kita sedang membangun relasi yang lebih dengan orang tersebut, seperti halnya kencan makan malam, makan siang bertemu dengan relasi bisnis, perjamuan pesta, dll, apalagi bagi orang timur. kita harus bisa mengalahkan diri kita sendiri supaya nama-Nya dipermuliakan bahkan untuk urusan sepele mengenai makanan.

Puji Tuhan sampai saat ini saya belum menemukan apa yang benar-benar saya tidak sukai, jadi ketika datang ke rumah orang, apapun yang ditawarkan saya akan memakannya dengan lahap, dan Tuhan sendiri yang akan menjaga kita kalaupun makanan itu misalnya tidak baik untuk kesehatan kita atau mungkin berbahaya, karena ini agar Injil-Nya diberitakan dan nama-Nya dipermuliakan dan kita pun diberkati. Hari ini saya harus datang ke rumah orang dengan seorang teman untuk urusan bisnis, rumahnya kecil terkesan berantakan dan dia pelihara anjing rumahan. Teman saya itu bertingkah geli karena anjing itu, sampai dia jadi sulit berbicara untuk presentasi, jadi saya yang menengahi anjing itu dan tuan rumah juga tidak enak hati dan marah-marah dengan anjingnya yang tidak tahu apa-apa. Puji Tuhan saya bisa menangani situasi itu karena saya bisa menerima kondisi rumah orang tersebut, dan tetap nyaman. Hal ini sama dengan cerita tentang makanan dari tuan rumah di atas tadi sehingga orang yang diceritakan bisnis bahkan Injil merasa nyaman untuk mendengarkannya.

Biarlah apa yang ditulis ini seperti pedang bermata dua yang tajam yang memberkati kita.
Tuhan beserta kita..
God Bless..

Rabu, 30 Maret 2011

Pegang Sumpit


Pasti ada yang bingung neh kenapa Judulnya pake kata "sumpit" segala, terus di atas juga ada gambar tahap-tahap cara belajar make sumpit yang benar. Apa maksudnya nehh..?? Hehe, mungkin ada yang tanya gitu. Okey, petama-tama, saya pengen tau ada ga yang tau n bisa megang sumpit yang benar?! Ayo coba angkat perutnya (kalo angkat tangan mah udah klise mending angkat perut, jadi kan ga kuno, sapa tau ada yang perutnya mancung,qiqiqi), hehehe…! Akh ga ada yang angkat, berarti pada ga tau neh..

Ehhmm, megang sumpit itu emang semua orang bisa, yah megang doang mah yah gampanglah. Tapi megang sumpit yang benar supaya dapat menyumpit dengan kuat dan rapi itu ga mudah. Liat kan gambar di atas? Kayaknya ribet kan?? Tapi itulah megang sumpit yang benar. Dulu waktu saya masih SMP kelas II (kalo sekarang bilangnya kelas VIII, wew jadi itung-itungin deh), saya pernah tinggal di rumah sodara saya selama setahun, dan di rumah sodara itu kadang-kadang kalo makan harus ada yang pake sumpit. Nah saya pernah diajarin pegang sumpit yang benar itu seperti gambar di atas, dan Papi saya juga pernah ajarin n membenarkan kalo itulah cara pegang sumpit yang benar. Saya diledek-ledekin ga bisa pegang sumpit yang benar karna sebagai keturunan Chinese (ada separohlah, separoh lagi Manado), harus bisa pegang sumpit yang benar, jangan sembarangan, maluw-maluwin ajah. Tau ga rasanya mesti pegang sumpit dengan cara yang benar itu gimana?!! Uuwwiiiichh, atit bo… Tangan pegel rasanya, bahkan sempet gemeteran waktu lagi belajar karna harus maksain megang seperti, padahal biasa megangnya lembek gitu yang semau gue tapi sedikit yang kesumpit. Tapi saya ga nyerah, saya paksain nih tangan kanan (yah tangan kanan lah, kan eike bukan kidal, fyi, hehe) megang sumpit dengan cara yang benar. Mungkin kira-kira 1 minggu smp 2 minggu gitu baru mantaph. Wah jangan-jangan ada yang bilang, “masa sesusah itu n selama itu seh.!?” Yah kan waktu itu saya masih dibilang anak kecil (pra remajalah, masih imut-imutnya) yang sudah terbiasa pegang sumpit ga jelas. Eits, tapi harga yang sudah dibayar sampe tangan gemetaran, jari ngilu-ngilu n pegal-pegal tidaklah sia-sia, becoz sejak saat itu saya mantaph memegang sumpit dan dapat menyumpit dengan kuat, ga pletat-pletot lagi, huehehehe.

Nah waktu SMA atau kuliah gitu (saya lupa persisnya), saya prihatin dengan teman saya (turunan Chinese juga, tulen malah), tapi megang sumpitnya pletat-pletot kayak saya dulu. Jadi saya ajarin dia, wah ternyata nyeri-nyeri juga dia harus belajar cara megang sumpit yang benar, apa lagi jari-jarinya emang rada kaku (tuh dia udah besar loh, bisa ajah susah!). Tapi saya salut dia mau belajar terus, mungkin karna terinspirasi oleh saya yang emang kalo megang sumpit mantap waktu makan bakmi, kwetiauw, bihun, cicongpan, pangsit, bakso, nasi goreng, es campur (eh ketiga terakhir makanan itu mah ga pake sumpit yah..?? xixixi, lebay..). Weits, tapi long time no see sama tuh teman (sohib), diasudah bisa megang sumpit dengan mantaph, tapi dia cerita emang pertama-tama nyeri-nyeri n pegel-pegel, tapi dia ga nyerah. Excelent! Keren dah! Saya pikir dia bakal nyerah. Sekarang kalo makan bakmi sama saya dia ga minder lagi sama saya (hehehe, kege-eran). Lain halnya dengan sahabat saya lainnya, saya sempet ajari dia pegang sumpit yang benar, dia sempat coba tapi karna susah n sakit waktu mencoba, dia kembali lagi megang sumpit pletat-pletot yang sudah bertahun-tahun dia jalani, saya suruh lagi coba, dia langsung nyerah lagi dan kembali lagi ke cara lama.

Apa sech pesan yang mau saya angkat?! Mungkin Anda sudah tau sedikit atau banyak maksud cerita sumpit di atas. Yah ini mengenai Zona Nyaman dan Zona Tantangan! Ada harga yang harus dibayar untuk menjadi kuat. Untuk punya jari-jari yang kuat dalam menyumpit, kita harus rela memaksakan diri memakai sumpit dengan cara yang benar, dan mencoba untuk ga pakai cara lama lagi yang pletat-pletot itu. Tapi kalo kita masih mau pake cara lama, yah tetep ga kuat megangnya, dan alakadarnya yang dapat disumpit. Betul ga!? Dulu sewaktu kecil saya adalah anak periang yang cengeng dan sedikit manja, bandel tapi cengeng, ga mau susah juga. Tapi seatu saat keluarga saya tertimpa musibah dan saya mau ga mau keluar dari zona nyaman sewaktu kecil, dan harus melewati masa-masa sulit sebagai anak kecil sampai remaja. Hal itu mengharuskan saya merubah sikap saya yang cengeng untuk menjadi lebih kuat, dan bahkan saat ini saya harus tinggal sendiri. Bayangkan kalao saya ga pernah keluar dari zona nyaman kemanjaan dan kecengengan itu, mungkin saya ga akan nulis ini. Sekarang saya yakin Tuhan punya rencana yang Luar Biasa untuk masa depan saya dengan Ia mengizinkan hal-hal yang ga enak itu saya alami, sekarang saya lebih kuat dari sebelumnya.

Alkisah ada seorang gembala muda, dia adalah anak bungsu dari delapan bersaudara. Di negerinya anak bungsu tidak terlalu dianggap. Dia sudah biasa harus mati-matian melindungi domba-dombanya dari binatang pemangsa seperti serigala, singa, bahkan beruang, dia biasa melawan binatang-binatang itu dengan senjatanya sendiri yang mirip dengan ketapel, yang pelurunya adalah batu. Lalu seatu hari rumahnya didatangi seseorang yang diutus Tuhan, diapun dibilang (dinubuatkan), bahkan diurapi jadi raja di negerinya seatu saat. Dia memulai karirnya di pemerintahan sebagai pembawa makanan bagi kakak-kakaknya yang menjadi prajurit. Sesampai di medan perang untuk membawa makanan, ia penasaran dengan apa yang terjadi dan dia sempat sedih karena bangsa lain menghina tentara-tentara negaranya. Lalu ia menghadap raja dan menyatakan akan ikut bergabung untuk mengalahkan jagoan bangsa lain itu yang menghina negerinya. Lawannya itu besar sekali badannya dan terkenal sebagai pendekar di medan perang karna perawakannya, tapi gembala ini tidak takut karna dia merasa Tuhan selalu menyertainya sesuai dengan pengalamannya melawan singan dan beruang sewaktu menggembalakan. Yah, dia pun mengalahkan raksasa yang bermulut besar itu dengan ketapelnya yang batunya diarakan ke dahinya si raksasa dan batu itu terbenam di dahinya, terus mati deh tuh raksasa. Anak ini dipuja-puji oleh rakyatnya dan menjadi prajurit, terus memenangkan peperangan. Bahkan ia lebih diagung-agungkan daripada rajanya, sampai akhirnya rajanya pun iri hati sampai ingin membunuhnya, tapi dia tidak merasa bersalah. Dia berlari-lari terus sebagai buronan pemerintahan padahal dia tidak tau persis apa salahnya di hadapan rajanya. Dalam pelariannya pun dia pernah dikhianati, harus memimpin orang-orang yang mengikutinya yang juga orang-orang yang “pesakitan” yang penuh kekecewaan dalam hidupnya. Tapi orang muda ini tetap teguh dalam Tuhannya. Singkat cerita raja yang ingin membunuhnya mati terbunuh di medan perang, dan ia pun jadi raja di negerinya itu, dan ia menjadi raja yang paling diagungkan dan diingat-ingat sampai sekarang di negerinya, bahkan namanya identik dengan bangsanya sampai sekarang, yaitu bangsa Israel.

Yah pasti kita sudah tau sapa tuh orang muda, dia adalah Daud. Raja Daud! Bayangin kalau Daud ga pernah jadi gembala yang harus lawan singa n beruang di padang rumput waktu gembalain domba-dombanya, apa iya dia berani lawan si Goliath (tentunya dengan mengingat pengalaman gembalanya itu, Daud ditolong Tuhan, bukan dengan kekuatannya sendiri)?! Kalau Tuhan ga izinkan Daud dikejar-kejar jadi buronan fitnahan, menderita di pelarian, apa iya dia bisa jadi raja yang begitu dibangga-banggakan bangsa Israel?! Bahkan Tuhan rancangkan Mesias lahir dari keturunan Daud.

Kita semua harus melewati yang namanya masa sulit dan kita tetap harus berpengharapan dan tetap tegap karna kita pasti akan jadi lebih kuat. Jangan bersedih bila kita harus melewati masa sulit. Memang benar kalau manusia itu seperti teh celup yang harus kena air panas baru deh sari tehnya keluar, ngerti kan??!

So, keluarlah dari kolam yang nyaman dan tidak ada arusnya itu, kita harus ketemu ombak agar terus “hidup”. Tau kan hanya ikan hidup yang berenang melawan arus..?? kalo kita tetep pake sumpit yang meletat-meletot gitu, yah ga ada kemaksimalan dalam menyumpit..

Harusnya ngerti yah…!

Semoga bisa jadi pedang bermata dua yang “menggores”, “mengorek”, dan “mengiris” hati pembaca dan penulisnya..

AMIN. God Bless U!

Minggu, 13 Maret 2011

3 kata sakti


"3 Kata Sakti?? Maksud Loe...??"
Mungkin itu yang terbesit dalam pikiran Anda waktu baca Judulnya.
"Oohh, g tau neh maksudnya.."
Mungkin itu juga yang ada dalam pikiran pembaca yang laen...

Yah terus terang ajah saya sendiri masih belajar untuk membiasakan 3 kata Sakti itu karna emang butuh kerendahan hati yang levelnya tinggi, tapi ga cukup cuma jadi kebiasaan tanpa kerendahaan hati karna akan kelihatan tulus atau ga nya kata2 itu diucapkan..
Sebenarnya kata2 ini udah biasa kita dengar dan diucapkan tapi terkadang hanya jadi kebiasaan dan pada saat tertentu dan kita sedang berada level tertentu, kita punya yang namanya gengsi buat ucapin kata2 itu..
Hahaha, pasti pada heran apa sich kata2 itu sebenarnya, neh:

1. TERIMA KASIH

2. TOLONG

3. MAAF

Ayo coba pikirin kenapa tiga kata ini sakti...!!
Karna kata2 di atas akan membuat hubungan kita dengan orang lain menjadi lebih baik, tapi harus ada kerendahan hati dalam mengucapkannya, dan berarti ada ketulusan...

Kiranya tulisan ini dapat "membelah" Anda dan saya seperti pedang bermata dua..
Lain waktu akan saya jelaskan 3 point di atas.. :)

Senin, 28 Februari 2011

Gelas itu Setengah Penuh


Natalie Glebova asal Kanada dinobatkan sebagai Miss Universe 2005 di Bangkok, Thailand pada acara puncak kontes ratu kecantikkan sedunia.
Glebova dinyatakan ungul dari finalis lainnya setelah juri menanyakan kepada para finalis itu mengenai apa tantangan terbesar dalam hidup mereka. "Saya adalah tipe orang yang selalu melihat gelas itu setengah penuh," kata Glebova.
Di dunia ini ada dua macam tipe manusia, manusia yang negatif dan manusia yang positif.
- Manusia yang negatif akan selalu mengatakan,"Gelas itu setengah kosong." Orang ini adalah tipe orang yang pesimis, sudah menyerah kalah sebelum pertandingan dimulai.
- Manusia positif akan selalu mengatakan,"Gelas itu setengah penuh." Orang ini adalah tipe orang yang optimis, sebelum pertandingan dimulai, ia sudah memenangkannya.

disalin ulang dari "setetes embun bagi jiwa-Timotius Adi Tan"