Ikkhh, sebenarnya sudah greget dengan semua hal di luar sana yang dapat semakin merusak citra diri kita. Banyak iklan yang mencoba “mencuci otak” penonton tv, seperti: iklan suplemen untuk badan yang lebih tinggilah, pemutih kulitlah, obat jerawatlah, sabun komedo, iklan rokok yang pria-prianya tangguh naik gunung atau naik kendaraan, dll. Cuma karna ada satu jerawat di pipi aja jadi takut dan malu buat ke acara pesta kecil-kecilan, kalau tinggi katanya kerenz, kalau kulitnya gelap jadi ga pedelah. Akh, ada-ada saja. Tanpa disadari iklan-iklan tersebut sudah membuat kita untuk menilai orang kalo cantik itu harus putih, kalau keren itu harus tinggi, cowo itu macho kalo ngerokok, wadoow…
Biarin dah kali ini saya pakai bahasa yang agak sedikit santai, soalnya saya sudah ga tahan rasanya dan pengen banget nuangin semua rasa greget saya ini. Saya jadi benar-benar berniat menulis artikel ini karna sudah melihat beberapa kali kuis di Facebook dengan judul “seberapa ganteng atau cantikkah kamu?” di home facebook saya, dan banyak yang mengikuti kuis ini dengan bangganya kalau jawabannya adalah ganteng atau cantik. Hey bro/sis, apa iya kita merasa ditinggikan kalau kita kita dibillang ganteng atau cantik, apa iya kita jadi rendah kalau kita dibilang jelek, culun, atau katrok??! Saya rasatidak begitu.
Saya bersyukur mengetahui Tuhan tidak pernah memandang kita seperti itu, karna apa?! Karna Dialah pencipta kita, bagi Dia semua berharga, semua diciptakan berbeda-beda, tidak ada orang yang sama persis, buktinya dari sekian miliar manusia yang hidup di bumi, sidik jarinya tidak ada yang sama, semua berbeda-beda. Sewaktu kecil saya suka dianggap culun karena rambut saya yang modelnya selalu pendek, cepak gitu, dan saya pun sempat minder sewaktu masih anak-anak. Saat remaja, kata orang saya berubah secara fisik, dan anehnya banyak anak-anak perempuan yang mendekati saya, sampe ada yang bilang saya ganteng (hehe, bukannya narsis neh, tapi begitu ceritanya), sayapun kaget, apa iya saya jadi begitu, tapi saya tidak pernah menganggap seperti yang banyak dibilang orang mengenai fisik saya, saya masih saja ada minder, dan tidak menganggap itu sebagai hal yang bisa disombongkan.
Sewaktu SMA dulu saya pernah meledek teman saya ketika guru bertanya mengenai ruang kelas yang panas, saya bilang: “nih bu ac-nya disedot sama si bomber”, teman saya itu perempuan dan badannya lumayan gemuk. Eh malah saya dimarahin sama bu gurunya, katanya: “kalau kamu bikin kue terus ada yang bilang kuenya jelek dan tidak enak, sapa yang marah dan sedih, kamu atau kuenya?!”, saya jawab dengan malu: “saya bu”. Terus kata si ibu guru: “nah makanya jangan sembarangan ngatain temen kamu, karna kalau kamu ngatain temen kamu, yang sakit hati itu Tuhan yang ciptain”, saya pun malu karna dimarahin di depan semua teman-teman sekelas.
Sejak ikut Tuhan Yesus, saya diajar dan diubahkan pelan-pelan untuk tidak memandang fisik orang, sampai akhirnya sekarang saya pun juga tidak terlalu memusingkan fisik saya, dan saya pun tidak minder lagi atau sombong mengenai kekurangan ataupun kelebihan saya, tapi tetep dunk jaga penampilan, masa urak-urakan, hehe..
Tanpa kita sadari terkadang kita memang melihat seseorang dari fisiknya (bukan penampilannya), entah cantik atau tidak cantik, ganteng atau tidak ganteng, badannya yang langsing atau gemuk, yang gagah atau krempeng. Kita lebih tertarik untuk memandang orang yang berwajah atau berbadan menarik, itulah kemanusiawian kita. Padahal Tuhan menghargai dan memandang kita semua tanpa membeda-bedakan, dan itulah yang pernah Ia ajarkan ke saya untuk melihat semua manusia itu berharga betapa hancurnya orang itu, betapa jeleknya jika dilihat dengan mata kita ini yang terbatas, betapa menyebalkannya orang itu bagi perasaan kita. Memang tidak mudah untuk itu, tapi saya tetap mencoba untuk memiiki pandangan yang sama sepertiNya kepada semua orang yang saya temui dan saya tidak mau lagi menilai orang dari fisiknya karna tampilan fisik orang itu adalah ciptaan Tuhan, bukan dari orang itu yang membentuknya sendiri. Jadi tidak ada yang bisa diminderin atau disombongin lagi pada diri kita, terutama fisik, karena itu dari Tuhan semua. So, marilah kita memandang sesama kita seperti Tuhan memandang kita. Amin?!
Ada cerita yang sudah lama ingin saya bagikan melalui tulisan, dan saya tidak tau kapan pembaca dapat membaca tulisan ini, tapi saya berdoa kiranya benar-benar bisa jadi berkat buat kita semua..
Saya mengenal seseorang yangbernama Pak James yang begitu takut akan Tuhan sehingga ia pun juga pastinya dekat dengan Tuhan seperti yang ada di Mazmur 23:14a yang berbunyi “Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia”. Saya pernah bertanya pada Bapak James tentang bagaimana hubungan pribadinya dengan Tuhan. Dia selalu terbangun pagi pukul 5 pagi dan mengawalinya dengan saat teduh pribadi dan di malam hari sebelum tidur ia membiasakan diri untuk berdoa bersama istri dan kedua putrinya, ia pun jarang tidur sampai terlalu larut, gaya hidupnya pun terlihat cukup teratur dilihat dari pola makannya yang cukup sehat (^_^), dia juga seorang pelayan Tuhan di gerejanya, pernah menjadi majelis selama 2 periode, dan ia terkenal tidak pernah “macem2” di kantor Tetapi cerita yang akan saya sampaikan adalah flash back sebelum saya bertanya lebih dalam mengenai hubungan pribadinya dengan Bapa. Entah kenapa pengalamannya itu menggugah hati saya dan secara tak langsung menegur saya.
Pada saat BB (BlackBerry) sedang booming2nya di kantor Pak James, ia masih memakai HP communicator-nya dengan setia dan tidak terlalu memperdulikan trend yang ada di kantor. Lambat-laun orang-orang di kantor selalu mengolok-oloknya, bahkan atasan langsungnya sendiri juga sering mengolok-oloknya, ada yang mengejek bahwa HP communicator-nya itu seperti penghapus papan tulis, ada juga yang mengejek buat nimpukin anjing, ada juga lagi yang mengejek seperti kotak perhiasan. Semua orang tertawa-tawa dengan ejekan itu padanya, dan reaksinya juga ikut tertawa tapi tidak begitu peduli. SebenarnyaPak James bukannya tidak bisa membeli tapi dia hanya berpikir apa iya dia perlu BB itu, dan dia tidak mau terlalu terpengaruh teman-teman kantornya. Banyak yang memberi saran padanya bahwa sebaiknya dia ganti BB karena pekerjaannya yang mobile yang berhubungan dengan e-mail setiap hari.
MungkinPak James juga menggumulinya di hadapan Tuhan soal BB itu. Sampai suatu saat ia pun membeli BB yang paling sederhana (BB Gemini) karana ada promo kartu kredit salah satu bank yang ia miliki, sehingga lebih sedikit terjangkau. Entah bagaimana ia bisa dapat promo itu dapat langsung membelinya dua sekalian dengan isterinya. Orang-orang kantornya merasa senang akhinya ia terbujuk, “ kenapa BB Gemini, sekalian aja yang mahalan dikit”, keluh teman-teman kantor lainnya. Tapi ia menjawab dengan bijak; “yang penting sama aja fungsinya sama BB lain.”
Lalu suatu hari ia diwajibkan untuk ikut oleh kantor dalam acara yang dibuat oleh supplier. Di sana tanpa disangka-sangka ia menang dalam door price yang diselenggarakan oleh supplier tersebut, dan yang luar biasa ternyata dia menang BB Bold, padahal dia tidak mengharap-harapkannya bisa dapat BB Bold gratis.
Sesampai di kantor banyak orang kantor yang tidak menyangka dan cukup terkejut, mungkin juga sedikit iri. Pak James bisa mendapat BB Bold yang adalah sama dengan milik atasannya. Dan saya itu bukannlah kebetulan!
Kenapa saya bisa cerita tentang Pak James ini?! Karna saya satu kantor dengannya, tapi saya tidak ikut-ikutan mengolok-olok (ya iyahlah, saya aja tidak punya BB kok, hehe). Saya pun berespon dengan bangga kepada Pak James dengan berkata, “Anak-Nya diledekin sih, makanya Bapaknya kasi yang paling bagus” (waktu itu belum keluar BB onyx atau tourch), dan dia tersenyum yang berarti dia mengerti dan mengamini apa yag saya katakan. Saya yakin yang mengolok-olok itu gimanaa yah rasanya…hehe. Balik lagi ke atas sewaktu saya tanya-tanya tentang hubungan pribadinya dengan Tuhan, saya terakhir bertanya, “BB-nya banyak manfaat ga buat Bapak?”, “yah lebih enak buat buka-buka e-mail jadi ga harus selalu di komputer, lebih gampang juga”, jawab pak James dengan santai.
Saya yakin Tuhan bisa kasih apa saja ke anak-anak-Nya, karena Dia sendiri yang punya semuanya. Yang penting kita dekat denganNya, dan selalu memikirkan kehendak-Nya ketika mau ambil keputusan, dan menggumulkannya dalam doa kepada-Nya. Dia pasti bela! Dia tau apa kebutuhan kita. Saya yakin pak James seperti itu. Pengalaman pakJames itu membuat saya merenung bahwa saya seharusnya lebih dekat lagi pada Tuhan saya itu yang luar biasa, Yesus Kristus.
Setan sedang mengeluh kepada Tuhan, “Engkau tidak adil. Begitu banyak pendosa yang banyak melakukan kesalahan telah Engkau terima kembali. Bahkan, beberapa diantaranya kembali sebanyak enam kali dan Engkau selalu menyambut mereka. Sedangkan saya hanya membuat satu kesalahan, tetapi Engkau mengutuk saya selamanya, ini tidak adil!”
Tuhan menjawab, “apakah engkau pernah meminta ampun atau bertobat?”
Sumber: Setetes Embun Bagi Jiwa 2, Timotius Adi Tan
If ever You wondered, if You touched my soul, yes You do.
Since I met You I'm not the same.
You bring life to everything I do.
Just the way You say hello.
With one touch I can't let go.
Never thought I'd fall in love with You.
Sometimes I get lonely and all I gotta do is think of You.
You captured something inside of me.
You make all of my dreams come true.
It's not enough that You love me for me.
You reached inside and touched me internally.
I love You best explains how
I feel for You.
The magic in Your eyes, true love I can't deny.
When You hold me I just lose control.
I want You to know that I'm never letting go.
You mean so much to me,
I want the world to see it's because of You.
Because of You my life has changed.
Thank You for the love and the joy You bring.
Because of You I feel no shame.
I'll tell the world it's because of You.
Tahu kan kalau kalimat bahasa inggris di atas ini adalah lirik lagu yang berjudul “Because of You”. Tapi ada yang beda pada kalimat di atas. Saya merasakan lagu ini entah kenapa lebih cocok pada seatu pribadi yang berkuasa untuk mengubah dan sangat mengasihi, makanya saya ganti huruf “y” pada kata “you” menjadi “Y”, jadinya “You”. Ngerti kan maksud saya?! So, apa kita seperti lirik lagu tersebut yang bilang, “Because of You my life has changed. Thank You for the love and the joy You bring.
Because of You I feel no shame.I'll tell the world it's because of You”??!
Hari ini entah kenapa ada kata “hilang” di dalam kepala saya. Saya pernah melayat teman dari teman saya (ngerti kan maksudnya?!), keluarganya kehilangan sosok ibu itu yang sudah dipanggil Tuhan, tapi mereka tetap bersyukur untuk apa pun itu yang terjadi. Saya tidak akan bahas mengenai sikap keluarganya atas kejadian ini, tapi saya hanya ingin mengingatkan kita mengenai hubungan antara kata “kehilangan” dan “menghargai”.
Terkadang kita baru merasa betapa berharganya sesuatu yang ada pada kita tersebut telah hilang atau tak dapat lagi kita rasakan atau kita miliki. Seorang pemuda/pemudi baru sadar bahwa pacarnya itu sangat berharga ketika pacarnya itu meminta ‘putus’, akan tetapi semua sudah terlambat untuk berubah. Seorang suami/istri baru sadar bahwa pasangannya itu sangat berarti ketika pasangannya itu telah pergi meniggalkannya, padahal sewaktu masih ada tidak pernah dihargai. Seorang yang baru saja dipecat baru menyadari bahwa pekerjaannya itu sangat berharga, tetapi (lagi-lagi tetapi) semua sudah terlambat untuk disesalkan, padahal dulunya pekerjaannya itu tidak dijalankan dengan sebaik mungkin.
Seorang teman saya begitu merasa menyesal setelah dia meninggalkan sekolahnya hanya untuk hal-hal yang sementara dan sikap emosional sesaat, akhirnya ia pun mengakui seharusnya ia tetap sekolah untuk masa depan yang lebih baik (meskipun tidak semua orang yang putus sekolah di tengah jalan tidak dapat menjadi orang yang sukses diantara orang yang berpendidikan). Ada juga orang yang sudah tahu kalau kesehatan yang seutuh tidak bisa ia miliki lagi, barulah ia menghargai yang namanya kesehatan dengan menjaga gaya hidupnya, weh kenapa ga dari dulu aja sebelum sakit?!
Kita tidak harus merasakan apa yang juga dirasakan orang lain seperti kehilangan–kehilangan di atas tadi baru kita mau belajar menghargai apa yang pernah kita miliki. No lah! Don’t be like that lah! Kan kita juga bisa belajar dari pengalaman orang lain. Hidup ini terlalu singkat kalau kita harus jalani semua pengalaman yang sama dengan orang lain.
Hargailah apa yang ada pada kita mulai dari sekarang, entah itu pakaian, hp, laptop (komputer), jam tangan, sepatu, kendaraan (mobil / motor –dari kantor atau bukan-), uang, makanan, tempat tinggal (kost, rumah, kontrakan, dll), kesehatan, pasangan, sahabat, pekerjaan, studi, orang tua, saudara, atasan, bawahan, rekan kerja, kolega bisnis, dan apapun itulah pokoknya, whatever...
Apakah kita harus kehilangan semuanya itu baru kita mau belajar menghargainya?!? Ya ga lah yah! ^_-
So, hargailah hidup kita yang terdiri dari apa yang kita miliki dan yang kita rasakan tersebut...!!
Men : Slmt Pagi Tuhan, sekiranya Tuhan punya waktu sedikit aku ingin bicara.
GOD : Ooo..waktukU adalah KEKEKALAN, tdk ada masalah ttg Waktu. Apa pertanyaanmu?
Men : Tks.. Apa yg paling mengherankan bagiMU tentang kami manusia?
GOD : Hahaha.. kalian itu makhluk yg aneh.
*. Pertama, suka mencemaskan masa Depan, sampai lupa hari ini.
*. Ke2, kalian hidup seolah olah tidak bakal mati.
*. Ke3, kalian cepat bosan sebagai anak-anak dan terburu-buru ingin dewasa. Namun stlh dewasa rindu lagi jadi anak2 : suka bertengkar, ngambek, dan ribut karena soal2 sepele.
*. Lalu Ke4, kalian rela kehilangan kesehatan demi mengejar uang, ttp membayarnya kembali utk mengembalikan kesehatan itu.
Hal2 begitulah yang membuat hidup kalian susah.
Men : Lantas apa nasihat Tuhan agar kami bisa hidup BAHAGIA ?
GOD : sebenarnya semua nasihat sudah pernah diberikan. Inilah satu lagi keanehan kalian : Suka Melupakan nasihatKU.
-. Baiklah Ku ulangi lagi ya beberapa yg terpenting
1. kalian harus sadar bahwa mengejar rejeki adalah sebuah kesalahan. Yang seharusnya kalian lakukan ialah menata diri agar kalian layak dikucuri rejeki. jadi jangan mengejar rejeki, tetapi biarlah rejeki yang mengejar kalian.
2. Ingat : "siapa" yang kalian miliki itu lbh berharga dari pada "apa" yang kalian punyai. Perbanyaklah teman, kurangi musuh.
3. Jgn bodoh dgn cemburu dan membandingkan yg dimiliki org lain. Melainkan Bersyukurlah dgn apa yg sdh kalian terima. Khususnya, kenalilah talenta dan potensi yg kalian miliki lalu kembangkanlah itu sebaik-baiknya, maka kalian akan menjadi manusia Unggul. Otomatis Rejeki yg akan mengejar kalian.
4. Ingat orang yg disebut Kaya bukanlah dia yg berhasil mengumpulkan yg paling banyak, tetapi adalah dia yg paling "sedikit" memerlukan, sehingga masih sanggup memberi kpd sesamanya. Ok?
Yg terpenting buat kamu pribadi yg sdg membaca ini, bisa mengerti dan bertindaklah.
Ingat janji ini :AKU Tidak Akan Meninggalkanmu
Pada awal bulan November 2009 saya bergumul untuk pindah kost ke tempat yang lebih baik. Tepat kost yang saya tempati sudah tidak nyaman bagi saya, rasanya sudah tidak ada damai sejahtera di sana, dan terkadang Saat Teduh jadi benar-benar tidak “teduh”, maklum kost saya ini masih di daerah “panas” Mangga Besar. Sebelah kamar saya ditempati oleh pasangan “kumpul kebo” –pasangan yang tinggal bersama tanpa terikat komitmen suami-istri– yang baru pindah beberapa bulan, mereka selalu membuat keributan bila sedang bertengkar maupun akur. Selain itu kamar mandi yang dipakai buat kepentingan bersama pun tidak dijaga kebersihannya, puntung rokok dibuang sembarangan, piring kotor diletakkan sesukanya, sampah pun tidak dibuang dengan semestinya oleh orang-orang baru yang menempati kost tersebut. Oohh rasanya saya sudah tidak tahan beberapa bulan ini dengan perubahan yang buruk di kost saya itu. Ini semua karena pemilik kost yang sudah tidak peduli dengan orang yang tinggal di kost itu asalkan mau bayar mahal. Jujur saja saya mungkin termasuk yang paling murah membayar kost di sana, tapi karena saya sudah lama dan tidak bermasalah, jadi dia tidak “enak hati” untuk menaikkan uang kost saya.
Sampai suatu hari saya berdoa kepada Tuhan (lebih tepatnya curhat) dengan Tuhan mengenai ketidaknyamanan yang saya rasakan di tempat kost saya ini beberapa bulan, dan saya minta Tuhan untuk memberi jalan bagi saya untuk bisa mendapat kost yang baru yang nyaman, letaknya strategis, yang pemiliknya adalah anak Tuhan, dan cukup murah bagi saya karena saya harus membayar uang kost saya sendiri setelah bekerja, sebelumnya saya masih disubsidi oleh kakak perempuan saya untuk membayar kost. Akan tetapi saya mengembalikan kepada Tuhan, sesuai dengan kehendakNya saja yang terjadi.
Tentunya saya tidak hanya berdoa, tapi saya yang berusaha mencari-cari kost yang baru dengan bertanya kepada teman-teman saya dan mencarinya sendiri. Akhirnya saya bertanya dengan teman baru saya yang baru saya kenal saat pelayanan di salah satu ministry di Jakarta, dia memberi tahu bahwa murid les-nya ada yang punya usaha kost-kostan milik orang tuanya di daerah sekitar jembatan lima dan ia pun memberitahukan kepada saya alamatnya, lalu saya datang ke kost tersebut dan melihat-lihat, kebetulan cukup dekat dengan kantor saya, pemilik kost memberikan potongan uang kost dan ia pun menawarkan kamar yang besar yang biasa dipakai untuk pasangan suami-istri dengan harga untuk kamar yang lebih kecil, mungkin karena saya kenalan guru les anaknya, tapi masalah cucian saya harus membayar tukang cuci lagi. Saya merasa nyaman dan tertarik, apalagi pemilik kostnya baik, lalu saya pulang dan menggumulkannya dengan berkonsultasi dengan orang tua dan teman-teman dekat saya melalui telepon, dan dengan Tuhan tentunya. Saya datang lagi untuk kedua kalinya ke kost tersebut tapi kali ini saya bersama dua orang teman dekat saya, saya ingin mereka memberikan masukkan, mereka juga cukup tertarik, dan pemilik kost memberi info bahwa tukang cucinya minta dibayar seratus dua puluh ribu untuk mencuci pakaian saya nantinya, dan saya piki saya lebih baik saya mencuci sendiri pakaian saya daripada harus bayar sebesar itu untuk cucian saya yang tidak banyak ini.
Lalu saya pun pulang dan sudah mantap untuk pindah, tetapi ada yang mengganjal di hati saya, saya melihat ada tempat untuk meletakkan dupa untuk orang kongfucu sembahyang –kepercayaan nenek moyang keturunan Chinese. “Ya Tuhan, ini tidak sesuai dengan kerinduanku, padahal semua sudah cocok, dan pemiliknya juga kelihatannya baik”, kataku kepada Tuhan di dalam doa. Singkat cerita akhirnya saya memutuskan untuk pindah pada akhir bulan, tepatnya tanggal 28 November 2010. Ada masalah lagi, tidak ada teman yang bisa membantu saya untuk membantu saya memindahkan barang2 saya yang berat-berat ini, hanya ada papa saya yang membawa mobil dari rumah di Serpong yang sebenarnya tidak cukup untuk memindahkan semua barang saya dalam sekali jalan. Saya pun berdoa lagi minta tolong Tuhan untuk masalah yang satu ini.
Paginya saya sudah bersiap-siap membereskan semua barang saya untuk diangkat dengan papa saya, seorang teman saya menyatakan bahwa dia bisa datang utnuk membantu, tapi dia berpesan tidak bisa mengangkat barang-barang yang terlalu berat karena dia tidak pernah bekerja terlalu berat dengan tubuh kurusnya itu. Kami bertiga pun memindahkan semua barang saya sampai tiga kali dengan mobil pribadi yang kecil itu, dan akhirnya jam tiga sore semuanya selesai dengan keringat yang bercucuran, dan tanpa disadari ternyata teman saya itu juga ikut mengangkat barang-barang saya yang berat. Setelah selesai semua, papa saya pulang lagi ke Serpong dan saya membereskan semua barang saya di kamar kost baru saya dibantu oleh teman saya itu. Kami berdua bersyukur akhinya selesai juga dan ia sangat bersyukur ternyata tubuhnya tidak serenta yang dikira, dan ia senang bisa membantu bekerja seperti itu untuk pertama kalinya dalam hidupnya dan kami tidak henti-hentinya mengucapkan syukur. Tidak hanya itu yang kami syukuri, pemilik kost memberikan bantuan agar cucian saya digabung saja dengan keluarganya yang dicuci oleh tukang cucinya, dan dia mengaku dengan tukang cucinya bahwa saya ini keponakannya jadi cucian saya bisa digabung. Wah Tuhan sungguh baik, dia memperdulikanku dan menjawab doaku sesuai kehendakNya. Sekitar beberapa hari kemudian saya berbincang-bincang dengan pemilik kost, dan ternyata dia adalah anak Tuhan dan rajin ke gereja, di hati saya pun tidak menyangka dan senang sekali rasanya. Ternyata tempat dupa itu adalah bekas orang kost yang dulu pernah tinggal di kost ini, dan pemilik kost merasa tidak terganggu sampai harus mencabutnya. Saya pun masuk ke kamar saya untuk menaikkan ucapan syukur saya, ternyata Tuhan menjawab semua doa saya, saya sangat mengucap syukur.
Saya yakin Dia sangat memperdulikan kita untuk setiap pergumulan kita. Doa yang kita mohonkan kepadaNya pasti didengar dan dijawabnya tepat pada waktunya, yang penting yang kita doakan itu sesuai dengan kehendakNya. Burung pipit di udara saja diberiNya makan ketika burung-burung itu mencari makannya di luar sana, masakan kita anak-anakNya yang lebih berharga di mataNya tidak dicukupkanNya??!